Selasa, 15 Juli 2014

Target meleset, Rusunawa Muara Baru belum siap dihuni

Target meleset, Rusunawa Muara Baru belum siap dihuni


Target meleset, Rusunawa Muara Baru belum siap dihuni


Target pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara meleset. Rusunawa yang mulai dibangun Juli tahun lalu tak kunjung selesai.

Tepat 1 tahun setelah pemasangan tiang panjang di Rusun Muara Baru, belum ada satupun dari delapan blok proyek pembangunan rusun itu bisa ditempati oleh warga Muara Baru. Hanya baru terlihat dua dari delapan blok rusun yang sudah mulai terlihat bentuknya.

Pantauan merdeka.com Selasa (15/7), tampak dua blok rusun telah terbangun. Untuk bagian dinding di blok 11 sudah selesai dicat dengan warna krem dan biru muda. Sementara blok 12, dindingnya masih dalam pengacian (menghaluskan plester tembok dengan semen yang dicampur air). Hal tersebut tidak terlepas bangunan berlantai lima itu masih berupa lapisan coran semen.

Area sekitar proyek steril dari masyarakat sekitar. Di dalam proyek pembangunan hanya terlihat para pekerja yang sibuk bekerja keras melakukan pembangunan secepat mungkin rusun tersebut agar sudah layak ditempati warga Muara Baru.

Di lahan seluas 3,4 hektare itu, terlihat ada satu alat berat berupa tower crane dan beberapa ekskavator tipe long. Puluhan pekerja bangunan juga tampak sibuk mengerjakan proyek di kedua gedung tersebut.

Partimah (47) warga yang tinggal di dekat lokasi mengatakan, setiap hari para pekerja bangunan bekerja dari pagi hingga malam. Bahkan hari libur seperti akhir pekan mereka juga bekerja seperti biasa. Menurut warga Muara Baru RT 19/17, Penjaringan, Jakarta Utara ini, proyek pembangunan rusun tersebut cukup cepat.

"Seingat saya, pemasangan tiang pancangnya Juli tahun lalu oleh Pak Jokowi. Kalau dipikir-pikir cepat juga pembangunannya, dalam waktu setahun sudah ada dua rusun," ujar Partimah.

Wanita asal Kebumen, Jawa Tengah ini berharap ia bisa direlokasi ke rusun baru tersebut. Sebab tempat tinggalnya seluas 3x3 meter itu sudah kurang layak untuk ditempati. Rumah berbahan kayu itu telah dia beli seharga Rp 10 juta pada 2009 lalu.

"Kalau ditanya pengen apa nggak, yah pengen tinggal di rusun. Jadi saya nggak repot mesti beli air galonan untuk keperluan mencuci, kan di rusun sudah ada air PAM," ucap Partimah.

Seperti diketahui, pada Juli 2013 lalu dua pengembang, yakni PT Kapuk Naga Indah dan PT Jaladri Kartika Pakci memulai pembangunan delapan blok baru Rusun Muara Baru. Pembangunan ini merupakan bagian dari tanggung jawab pengembang yang harus mereka penuhi.

Delapan blok itu akan menambah kapasitas rusun yang awalnya hanya 400 unit menjadi 1.200 unit. Rencananya unit-unit tambahan itu diperuntukan bagi warga yang tinggal di sekitar bantaran Timur Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

Saat pemasangan tiang pancang, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menargetkan pembangunan rusun akan selesai setahun kemudian. Namun, sampai sekarang rusun yang dibangun di atas lahan seluas 3,4 hektar itu belum siap.

sumber : merdeka.com
editor : Zicco Fahrezi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar