Selasa, 15 Juli 2014

100 Imigran gelap ditampung di Rudenim Kupang

100 Imigran gelap ditampung di Rudenim Kupang

100 Imigran gelap ditampung di Rudenim Kupang

Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Bambang Irawan, melihat dari dekat kondisi 100 imigran gelap asal Timur Tengah yang masih tertampung di rumah detensi imigrasi (Rudenim) Kupang, NTT. Sebelumnya, mereka kedapatan gagal menyeberang ke Australia.

Seperti dikutip dari Antara, Selasa (15/7), para imigran tersebut berhasil dihalau masuk oleh kapal perang Australia ketika hendak menyeberang secara ilegal ke Negeri Kanguru dengan sebuah kapal motor yang mereka tumpangi.

Kapal motor yang ditumpangi para imigran tersebut, dihalau sampai memasuki wilayah perairan Indonesia di dekat Pulau Rote yang sempat menimbulkan ketegangan antara Indonesia dan Australia akibat ulah kapal perang Australia yang memasuki wilayah teritori Indonesia secara ilegal.

Sebelumnya, Rudenim Kupang menampung lebih dari 200 imigran gelap. Namun, sebagiannya sudah digeser ke sejumlah Rudenim lain di Indonesia serta sebagiannya kembali ke negara asalnya dan diungsikan ke negara lain setelah mendapat sertifikat pengungsi dari Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR).

Dirjen Bambang Irawan yang antara lain didampingi Direktur Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian Mirza Iskandar, Direktur Lintas Batas dan kerja sama Luar Negeri Teuku Sjahrizal, dan Direktur Intelijen Keimigrasian Gatot Subroto itu sempat berdialog dengan para imigran tersebut.

Ketika ditanya soal pelayanan dan rumah detensi, para imigran tersebut menyatakan salut dengan pelayanan para petugas, karena telah memperlakukan mereka secara manusiawi dan memberi tempat peneduhan yang layak untuk mereka menginap selama dalam pengasingan.

Para imigran, yang sebagian membawa pula dengan istri dan anak-anak tampaknya tidak mau kembali lagi ke negara asalnya, karena ingin mencari hidup yang lebih tenang dan damai di negara lain.

Australia merupakan pilihan utama mereka untuk menata hidup baru, namun upaya untuk menyeberang ke Negeri Kanguru itu gagal, karena dihadang oleh kapal perang Australia dan patroli keamanan laut negara tersebut.

Dirjen Bambang Irawan juga akan berkunjung ke Atambua, Ibu kota Kabupaten Belu untuk melihat dari dekat pos imigrasi serta lalu lintas manusia dan barang dari dan ke Timor Leste melalui pintu perbatasan utama di Mota Ain.

sumber :  merdeka.com
editor : Zicco Fahrezi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar